Kamis, 08 Mei 2014

TAMBAHAN MATERI KWU KELAS X MENGELOLA KONFLIK



TAMBAHAN MATERI KELAS X (Semester 2)

BAB II MENGELOLA KONFLIK

Konflik adalah adanya pertentangan yang timbul di dalam seseorang (masalah intern) maupun dengan orang lain (masalah ekstern) yang ada di sekitarnya. Konflik dapat berupa perselisihan (disagreement), adanya ketegangan (the presence of tension), atau munculnya kesulitan-kesulitan lain di antara dua pihak atau lebih. Konflik sering menimbulkan sikap oposisi antar kedua belah pihak, sampai kepada tahap di mana pihak-pihak yang terlibat memandang satu sama lain sebagai penghalang dan pengganggu tercapainya kebutuhan dan tujuan masing-masing.
Substantive conflicts merupakan perselisihan yang berkaitan dengan tujuan kelompok, pengalokasian sumber dalam suatu organisasi, distribusi kebijaksanaan dan prosedur serta pembagian jabatan pekerjaan.
Emotional conflicts terjadi akibat adanya perasaan marah, tidak percaya, tidak simpatik, takut dan penolakan, serta adanya pertentangan anatr pribadi (personality clashes).Dalam sebuah organisasi, pekerjaan individual maupun sekelompok pekerja saling terkait dengan pekerjaan pihak-pihak lain. Ketika suatu konflik muncul di dalam sebuah organisasi, penyebabnya selalu diidentifikasikan sebagai komunikasi yang tidak efektif yang menjadi kambing hitam.

Tambahan materi tentang konflik Intrapersonal (Konflik dalam diri Individu itu sendiri)
Konflik dalam diri seseorang dapat timbul jika terjadi kasus overload, dimana ia dibebani dengan tanggung jawab pekerjaan yang terlalu banyak, dan dapat pula terjadi ketika dihadapkan pada suatu titik di mana ia harus membuat keputusan yang melibatkan pemilihan alternatif yang terbaik.

Perspektif di bawah ini mengentifisikan empat episode konflik, dikutip dari tulisan Thomas V.Banomaa dan Gerald Zaltman dalam buku Psychology for Management :
§    Approach-approach conflict ,yaitu situasi dimana seseorang harus memilih salah satu diantara beberapa alternatif yangsama baiknya.
§    Avoidance-avoidance conflict, yaitu situasi dimana seseorang terpaksa memilih salah satu di antara beberapa alternatif tujuan yang sama buruknya.
§    Aproach-avoidance conflict, yaitu merupakan suatu situasi di mana seseorang terdorong oleh keinginan yang kuat untuk mencapai satu tujuan, tetapi disisi lain secara stimultan selalu terhalang dari tujuan tersebut oleh aspek-aspek tidak menguntungkan yang tidak bisa lepas dari proses pencapaian tujuan itu sendiri.
§   Multiple aproach-avoidance conflict, yaitu suatu situasi di mana  seseorang terpaksa dihadapkan pada kasus kombinasi ganda dari approach-avoidance conflict.
            Konflik yang berasal dari dalam diri sendiri (masalah intern) seringkali disebabkan oleh unsur-unsur berikut :
a)              Rasa kurang percaya diri
b)             Latar belakang pendidikan yang kurang memadai
c)              Budaya yang membatasi
d)             Pola asuh orang tua
e)              Masalah kesehatan seseorang

Tambahan materi tentang konflik Interorganisasi (Konflik antar organisasi)
Konflik ini sering dikaitkan dengan persaingan yang timbul di antara perusahaan – perusahaan swasta. Konflik interorganisasi sebenarnya berkaitkan dengan isu yang lebih besar lagi, contohnya perselisihan antara serikat buruh dengan perusahaan.Dalam setiap kasus,potensi terjadinya konflik melibatkan individual yang mewakili organisasi secara keseluruhan, bukan hanya sub-unit internal atau grup.

Konflik sebagai Suatu Proses
   Konflik merupakan proses yang dinamis, bukannya kondisi statis. Konflik memiliki awal dan melalui banyak tahap sebelum berakhir. Ada banyak pendekatan yang baik untuk menggambarkan proses suatu konflik antara lain sebagai berikut :
§   Antecedent Conditions or latent conflict
Merupakan kondisi yang berpotensi untuk menyebabkan atau mengawali sebuah episode konflik.Terkadang tindakan agresi dapat mengawali proses konflik.Antecendent  conditions dapat tidak terlihat,tidak begitu jelas di permukaan.Perlu diingat bahwa kondisi-kondisi ini belum tentu mengawali proses suatu konflik. Sebagai contoh,tekanan yang didapat departemen produksi suatu perusahaan untuk menekan biaya bisa menjadi sumber frustasi ketika manager penjualan ingin agar produksi ditingkatkan untuk memenuhi permintaan pasar yang mendesak. Namun demikian, konflik belum tentu muncul karena kedua belah pihak tidak berkeras memenuhi keinginannya masing-masing.Disinilah dikatakan konflik bersifat laten,yaitu berpotensi untuk muncul tapi dalam kenyataannya  tidak terjadi.
§   Perceived Conflict
Agar konflik berlanjut , kedua belah pihak harus menyadari bahwa mereka dalam keadaan terancam dalam batas-batas tertentu. Tanpa rasa terancam ini salah satu pihak dapat saja melakukan sesuatu yang berakibat negatif bagi pihak lain, namun tidak disadari sebagai ancaman.
§   Felt Conflict
Persepsi berkaitan erat dengan perasaan. Karena itulah jika orang merasakan adanya perselisihan baik secara aktual maupun potensial,ketegangan,frustasi,rasa marah maupun kegusaran akan bertambah.
§   Manifest Conflict
Persepsi  dan perasaan menyebabkan orang untuk beraksi terhadap situasi tersebut. Begitu banyak reaksi yang mungkin muncul pada tahap ini, tindakan agresif atau bahkan munculnya niat yang baik yang mengahasilkan penyelesaian masalah yang konstruktur.
§   Conflict Resolution or Suppression
Konflik resolution atau hasil dari konflik dapat muncul dalam berbagai cara.Tetapi terkadang terjadi pengacauan (suppression) dari konflik itu sendiri.
§   Conflict Alternatif
Ketika konflik terselesaikan,tetap ada perasaan yang tertinggal.Jika yang teringga adalah perasaan tidak enak dan ketidakpuasan hal ini dapat menjai kondisi yang potensial untuk episode konflik yang selanjutnya.

Penyebab Terjadinya Konflik
Penyelesaian efektif dari suatu konflik seringkali menuntut agar faktor-faktor  penyebabnya  diubah. Penyebab terjadinya konflik dikelompokkan dalam tiga kategori besar, yaitu karakteristik individual , beberapa kondisi umum yang muncul di antara orang-orang dan grup, serta desain dan struktur organisasi sendiri.

Karakteristik Individual
Berikut ini merupakan perbedaan individual antar orang-orang yang mungkin dapat melibatkan seseorang dalam konflik.
a.              Nilai sikap dan kepercayaan (Values, Attitude, dan Baliefs).
b.              Kebutuhan dan kepribadian (Needs and Personality).
c.              Perbedaan persepsi (Perseptual Differences).

Faktor Situasi
a.  Kesempatan dan kebutuhan berinteraksi (Oppurtunity and Need to Interact).
b. Kebutuhan untuk berkonsensus (Need for Consensus).
c. Ketergantungan satu pihak kepada pihak lain (Dependency of One Party to Another)
d. Perbedaan status (Status Differences)
e. Rintangan komunikasi (Communication Barriers).
f. Batas-batas tanggungjawab dan jurisdiksi yang tidak jelas (Ambiguous Tespondibilites and Jurisdictions).


Tidak ada komentar:

Posting Komentar