Rabu, 30 April 2014

Kurikulum 2013 PKWU

Dalam Kurikulum 2013, Pendidikan Prakarya Dan Kewirausahaan Diajarkan Kepada Semua Siswa SMA, MA, dan SMK

Dalam Kurikulum 2013, pendidikan prakarya dan kewirausahaan diajarkan kepada semua siswa SMA, MA, dan SMK. Pemberian materi ini, antara lain, untuk menumbuhkan semangat kewirausahaan sejak dini.
Antonius Tanan, Presiden Universitas Ciputra Entrepreneurship, di Jakarta, Selasa (26/2), mengatakan, diperkenalkannya pendidikan kewirausahaan secara formal di sekolah merupakan langkah yang baik untuk menyiapkan lahirnya lebih banyak lagi wirausaha di Indonesia.
”Kewirausahaan pun memang selayaknya diperkenalkan ke semua siswa supaya tidak kalah populer seperti olimpiade sains,” kata Antonius.
Menurut Antonius, pendidikan kewirausahaan secara pedagogis penuh tantangan. Sebab, pendidikan kewirausahaan ini bisa berhasil jika tidak hanya sekadar teori.
”Arah pendidikan kewirausahaan yang diinginkan pemerintah ini harus jelas. Kewirausahaan itu bukan belajar teori lalu diujikan. Justru, pendidikan kewirausahaan harus bisa nyata dialami siswa. Apakah para guru sudah disiapkan pada paradigma pendidikan kewirausahaan untuk menyiapkan siswa mampu mandiri menjadi wirausaha atau cuma sekadar tahu,” ujarnya.
Maman Suwarman, guru SMAN 79 Jakarta, mengatakan, para guru perlu pelatihan lewat training of trainers sebab tidak banyak guru yang paham melaksanakan pendidikan kewirausahaan.
”Materi kewirausahaan selama ini ada di pelajaran ekonomi. Namun, guru cuma tahu teori,” kata Maman, penanggung jawab pendidikan kewirausahaan di SMAN 79 Jakarta.
Di SMAN 79 Jakarta, mata pelajaran muatan lokal pendidikan kewirausahaan dikembangkan karena banyak siswa sekolah ini berasal dari keluarga miskin.
Sekolah kemudian membekali siswa dengan keterampilan membuat limbah kerang menjadi beragam produk kerajinan sekaligus mengajarkan siswa menjualnya.
Bukan sekadar berdagang
Antonius mengatakan, pendidikan kewirausahaan bukan sekadar siswa bisa berdagang. Justru siswa harus mampu mengembangkan inovasi dan kreativitas agar mampu mengembangkan produk yang tak ada di pasaran yang bisa menguntungkan.
”Pendidikan kewirausahaan sekarang ini diarahkan untuk menciptakan entrepreneur yang inovatif dan kreatif. Karena itu, pemerintah harus memberikan arah yang jelas tujuan dari pendidikan kewirausahaan di level pendidikan menengah ini supaya semua pihak memahami hakikat yang benar dari pendidikan kewirausahaan,” kata Antonius.
sumber :
http://pendidikansekolah.web.id/dalam-kurikulum-2013-pendidikan-prakarya-dan-kewirausahaan-diajarkan-kepada-semua-siswa-sma-ma-dan-smk

Kewirausahaan dan Prakarya di Sekolah: Teori untuk Praktik




 Pendidikan Prakarya dan Kewirausahaan diajarkan kepada semua siswa SMA, MA, dan SMK sebagaimana tercantum dalam Kurikulum 2013. Pemberian materi ini, antara lain, untuk menumbuhkan semangat kewirausahaan sejak dini dan merupakan langkah yang baik untuk menyiapkan lahirnya lebih banyak lagi wirausaha di Indonesia. Kewirausahaan itu bukan belajar teori lalu diujikan. Justru, pendidikan kewirausahaan harus bisa nyata dialami siswa.
Pendidikan kewirausahaan sekarang ini diarahkan untuk menciptakan entrepreneur yang inovatif dan kreatif. Jika mencermati kompetensi inti dan dasar mata pelajaran prakarya dan pendidikan kewirausahaan Kurikulum 2013, pendidikan lebih ditekankan pada prakarya semata. Prakarya yang dipelajari di jenjang pendidikan menengah meliputi kerajinan, rekayasa, budidaya, dan pengolahan.
Menurut saya, prakarya memiliki pengertian ketrampilan, hasta karya, atau disebut juga kerajinan tangan, atau ketrampilan tangan. Sebenarnya mata pelajaran ketrampilan sudah lama ada dalam kurikulum dengan nama ketrampilan bebas dan ketrampilan terikat. Materi Prakarya sebenarnya tidak perlu terlalu mengacu pada buku panduan yang akan dikeluarkan Kemendikbud. Guru bisa memanfaatkan apa saja sebagai sumber materi belajar.
Pendidikan Prakarya dan Kewirausahaan juga menjadi peluang yang luas bagi sekolah untuk berinovasi dan berkreasi dengan meperhatikan sumber daya guru dan potensi lingkungan di sekitar sekolah (“muatan lokal”). Misalnya bagaimana dengan keberadaan guru TIK selama ini? Menurut saya bisa saja sekolah misalnya menentukan mata pelajaran Pendidikan Prakarya dan Kewirauhaan TIK. Dengan mempertimbangkan kondisi sumber daya guru dan kondisi serta potensi lingkungan sekolah, saya membayangkan banyaknya variasi untuk mata pelajaran ini.
13668765031136427505
Dalam Kurikulum 2013, dinyatakan bahwa Kompetensi Inti (KI) merupakan terjemahan atau operasionalisasi Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dalam bentuk kualitas yang harus dimiliki siswa yang telah menyelesaikan pendidikan pada satuan pendidikan tertentu atau jenjang pendidikan tertentu, gambaran mengenai kompetensi utama yang dikelompokkan ke dalam aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan (afektif, kognitif, dan psikomotor) yang harus dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas dan mata pelajaran.Kompetensi Inti harus menggambarkan kualitas yang seimbang antara pencapaian hard skills dan soft skills. Pendidikan Prakarya dan Kewirausahaan bagi saya dapat dikategorikan dalam dua bagian besar, sebagai hard skill-nya aalah prakarya dan soft skill-nya adalah kewirausahaan.
Bagaimana kewirausahaan di sekolah? Saya kira kewirausahaan di sekolah memberi bekal awal bagi siswa dalam praktek nyata berwirausaha. Labih berorientasi pada teori yang akan dipraktekkan nyata pada siswa.
Mari kita tinjau sekilas apa wirausaha itu? Wirausaha sama dengan wiraswasta. Pelopor di Indonesia adalah Suparman Sumahamijaya menekankan adaya peluang kelompok kreatif entrepreneur Indonesia untuk mengangkat bangsa dari kemiskinan. Istilah wiraswasta dihubungkan dengan istilahsaudagar, berasal dari bahasa Sansekerta yang memiliki pengertian, wira: manusia unggul, teladan, berbudi luhur, berjiwa besar, berani, pahlawan/pendekar kemajuan dan berwatak agung; swa: sendiri, dan stat: berdiri. Saudagar, sau: seribu dan dagar: akal. Jadi artinya seribu akal. Dan seterusnya dan seterusnya.
Wirausaha untuk prakarya. Learning by doing. Untuk belajar mandiri. Untuk belajar memimpin.
Mata pelajaran Pendidikan Prakarya dan Kewirausahaan TIK. Jika memang tujuan Pendidikan Kewirausahaan untuk menciptakan seorang entrepreneur yang inovatif dan kreatif maka pelajaran Kewirausahaan memang harus didukung bidang studi yang lain. Contohnya seperti yang dibuat oleh siswa saya pada saat mengikuti kompetisi kewirausahaan. Bagaimana siswa saya berhasil memadukan beberapa materi pelajaran yang sudah didapat selama belajar di sekolah. Dari bidang studi TIK mendukung saat pembuatan rancangan produk berserta animasinya, bidang studi bahasa mendukung dalam pembuatan laporan dan penyampaian presentasi, bidang studi matematika/akutansi dalam penghitungan biaya produksi dan harga jual. Kemampuan mengintegrasikan beberapa bidang studi tersebut dapat mendukung keberhasilan bidang studi kewirausahaan yang pada akhirnya bisa menciptakan entrepreneur yang sukses.